Oleh : Abu Fatah Saefullah
“Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir.”
(QS. Qaaf : 18)
(QS. Qaaf : 18)
Lidah
merupakan salah satu dari anggota badan yang wajib dan seharusnya untuk dijaga
dan dipelihara dan dijaga demi menempuh keselamatan kehidupan, baik duniawi
maupun ukhrawi. Tak seorangpun yang selamat dari bahaya lidah, melainkan jika
mereka mampu mengikatnya dengan tali syareat agama. Jangkauan lidah yang sangat
luas menjadikan setan untuk leluasa bergerak didalamnya menggoda pemiliknya.
Para sipemilik lidah tidak pernah mengira sedikitpun ternyata sikecil mungil
inilah yang kelak akan menyeretnya kedalam neraka jahanam. Sungguh aneh, sekian
banyak orang mampu menjaga dirinya dari berbuat dhalim, menjaga perutnya dari
makanan yang haram, menjaga farjimya dari berzina, tidak mencuri, tidak minum
khamer dan sebagainya, namu demikian sulit bagi mereka untuk menjaga dan
mengendalikan pergerakan ulah lidahnya. Sering kita menyaksikan seorang yang
lahiriyahnya kelihatan alim serta tekun beribadah, akan tetapi jika berucap
atau berkata-kata dengan kalimat-kalimat yang membuat Allah SWT murka. “Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf
: 18). Banyak penyakit lidah yang sangat berbahaya yang
tersebae luas ditengah-tengah kehidupan manusia, dantaranya dusta, ghibah,
namimah, suka mencela atau mengolok-olok orang lain dan masih banyak lagi
penyakit lainnya.
Perbuatan
dusta merupakan induk dari segala kejahatan dan perbuatan dosa. Perhatikan
peringatan Rasulullah SAW : “Tetaplah kamu dengan berlaku jujur, karena jujur
menunjukkan kebaikan dan kebaikan menunjukkan ke surga. Seorang yang berlaku
jujur dan membiasakan kejujuran sehingga Allah menuliskan seorang yang jujur
disisiNya. Jauhilah olehmu akan dusta, karena dusta itu menunjukkan kepada
kejahatan dan kejahatan menunjukkan ke neraka. “Seorang yang berlaku dusta dan
membiasakan berdusta sehingga Allah menuliskan seorang pendusta disisiNya.”
(HR. Bukhori). Jika kamu mengetahui
bahwa kejelekan berdusta sangatlah berbahaya namun tetap saja kamu
melakukannya, maka sudah barang tentu sifat keadilan akan hilang, segala
ucapanmu tidak ada lagi yang mau mendengar dan menaatinya, sehingga kamu akan mendapat kerugian yang
sangat besar karena manusia tidak lagi percaya kepadamu dan bahkan akan
membenci dan mencela kamu. Oleh karena itu, berusahalah untuk menjauhi hal
tersebut, jangan sampai kamu terjerumus kedalam jurang kehinaan keremehan
lantaran ulah lidah yang senantiasa berkata-kata dusta. Sekali lagiingat dan
perhatikan! Bahwa perbuatan dusta adalah sumber dari segala kejahatan dan
penyebab kehinaan dan kehancuran.
Kehormatan
seseorang adalah sesuatu yang harus diajaga sebagaimana menjaga harta dan jiwa.
Ajaran Islam telah mengumpulkan haramnya harta, darah dan kehormatan
sebagaimana yang telah Rasulullah sabdakan :
“Sesungguhnya darahmu, hartamu dan
kehormatanmu haram atas kalian.” (HR.
Bukhari). Ghibah adalah melanggar kehormatan seorang muslim yang telah
diharamkan oleh Rasulullah SAW. Dikala ditanya maksud dari ghibah, Beliau SAW
menjelelaskan : “Engkau menceritakan apa yang dibenci oleh saudaramu.” Lalu Rasulullah
SAW ditanya lagi, bagaimana pendapatmu
jika hal yang diceritakan itu adalah sesuatu yang benar, maka Beliau menjawab :
“Jika apa yang engkau katakan itu benar berarti engkau sungguh mengghibahnya,
akan tetapi jika yang engkau katakan itu tidak ada padanya maka sungguh engkau
telah memfithnahnya.” (HR. Muslim). Para pelaku ghibah,
mereka bagaikan lalat yang senantiasa menjauhkan dirinya dari tempat yang baik
dan bersih, kemudian silalat tadi justru
memilih tempat yang kotor dan menjijikan. Inilah perumpamaan seburuk-buruk
jiwa, hatinya telah sakit dan kosong akalnya karena telah dikuasai oleh setan.
Mereka hanya pandai melihat saudaranya kecuali penyakit yang ada padanya
(kekurangannya), hanya pandai mencari, menyebut cacat dan mencelanya tanpa
pernah mau mengingat sekian banyak kebaikan-kebaikan yang telah diterima dari
saudaranya. Perhatikan firman Allah SWT : “Dan jangalah kamu saling
menceritakan kejelekan (ghibah) sebahagian diantara kamu atas sebahagian yang
lain, sukakah jika slah seorang diantara kamu memakan daging yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (Al Hujurat : 12). Perhatika juga
sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya Iblis telah putus asa untuk disembah oleh
orang-orang shaleh, tetapi ia tetap berusah mengadu domba (menimbulkan
permusuhan) diantara mereka.”. (HR. Bukhari).
Termasuk
juga bahaya ulah lidah yang lain adalah suka menghina, mencela dan
mengolok-olok oranng lain. Hal ini sangatlah dilarang didalam ajaran Islam,
karena belum tentu orang yang suka menghina lebih baik daripada yang dihina,
(Al Hujurat : 11). Orang-orang yang suka menghina orang lain berarti telah
menghian dirinya sendiri, karena yang demikian itu akan dapat menjatuhkan
martabat dan kehormatan seseorang. “Walaa talmizuu anfusakum : dan janganlah
kamu mencela dirimu sendiri.” Maksudnya ialah mencela antara antara sesama
muslim karena orang-orang mukmin seperti satu tubuh. Oleh karena itu janganlah
kita berlaku sinis ataupun suka menghina kepada siapapun, dan jika kita
mendapati cela, aib, kesalahan atu perbuatan kurang baik dari orang lain maka
nasehatilah dan berilah solusi dengan penuh kebijaksanaan dan dengan penuh rasa
kasih sayang.
Oleh
karena akibat yang ditimbulkan oleh ulah lidah itu sangatlah fatal, maka sekali
lagi renung dan fikirkan sreta pelihara lidah kita dalam segala pergerakannya.
Berusahalah deng penuh kesungguhan, jangan sampai karena ulah lidah sampai
menjebloskan diri kita kejurang kehinaan dan kesengsaraan neraka jahanam. Allah
SWT menciptakan lidah yang disertai dengan berbagai kenikmatan yang tak mungkin
kita dapat menghitungnya agar supaya digerakan dan digunakan sebagaimana
fungsinya : untuk memberi petunjuk dan menuntun orang lain kearah yang baik dan
benar, yakni tuntunan yang diridhai Allah SWT serta untuk melahirkan sesuatu
yang ada didalam batin kita, mestinya sesuai dengan yang duridhaiNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar