BAHAYA ULAH LIDAH - Terus Berkarya

Breaking

Senin, 31 Maret 2014

BAHAYA ULAH LIDAH

Oleh : Abu Fatah Saefullah
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”
(QS. Qaaf : 18)

Lidah merupakan salah satu dari anggota badan yang wajib dan seharusnya untuk dijaga dan dipelihara dan dijaga demi menempuh keselamatan kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Tak seorangpun yang selamat dari bahaya lidah, melainkan jika mereka mampu mengikatnya dengan tali syareat agama. Jangkauan lidah yang sangat luas menjadikan setan untuk leluasa bergerak didalamnya menggoda pemiliknya. Para sipemilik lidah tidak pernah mengira sedikitpun ternyata sikecil mungil inilah yang kelak akan menyeretnya kedalam neraka jahanam. Sungguh aneh, sekian banyak orang mampu menjaga dirinya dari berbuat dhalim, menjaga perutnya dari makanan yang haram, menjaga farjimya dari berzina, tidak mencuri, tidak minum khamer dan sebagainya, namu demikian sulit bagi mereka untuk menjaga dan mengendalikan pergerakan ulah lidahnya. Sering kita menyaksikan seorang yang lahiriyahnya kelihatan alim serta tekun beribadah, akan tetapi jika berucap atau berkata-kata dengan kalimat-kalimat yang membuat Allah SWT murka. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf : 18). Banyak penyakit lidah yang sangat berbahaya yang tersebae luas ditengah-tengah kehidupan manusia, dantaranya dusta, ghibah, namimah, suka mencela atau mengolok-olok orang lain dan masih banyak lagi penyakit lainnya.
Perbuatan dusta merupakan induk dari segala kejahatan dan perbuatan dosa. Perhatikan peringatan Rasulullah SAW : “Tetaplah kamu dengan berlaku jujur, karena jujur menunjukkan kebaikan dan kebaikan menunjukkan ke surga. Seorang yang berlaku jujur dan membiasakan kejujuran sehingga Allah menuliskan seorang yang jujur disisiNya. Jauhilah olehmu akan dusta, karena dusta itu menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan ke neraka. “Seorang yang berlaku dusta dan membiasakan berdusta sehingga Allah menuliskan seorang pendusta disisiNya.” (HR. Bukhori). Jika kamu mengetahui bahwa kejelekan berdusta sangatlah berbahaya namun tetap saja kamu melakukannya, maka sudah barang tentu sifat keadilan akan hilang, segala ucapanmu tidak ada lagi yang mau mendengar dan menaatinya,  sehingga kamu akan mendapat kerugian yang sangat besar karena manusia tidak lagi percaya kepadamu dan bahkan akan membenci dan mencela kamu. Oleh karena itu, berusahalah untuk menjauhi hal tersebut, jangan sampai kamu terjerumus kedalam jurang kehinaan keremehan lantaran ulah lidah yang senantiasa berkata-kata dusta. Sekali lagiingat dan perhatikan! Bahwa perbuatan dusta adalah sumber dari segala kejahatan dan penyebab kehinaan dan kehancuran.
Kehormatan seseorang adalah sesuatu yang harus diajaga sebagaimana menjaga harta dan jiwa. Ajaran Islam telah mengumpulkan haramnya harta, darah dan kehormatan sebagaimana yang telah Rasulullah sabdakan : “Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kalian.” (HR. Bukhari). Ghibah adalah melanggar kehormatan seorang muslim yang telah diharamkan oleh Rasulullah SAW. Dikala ditanya maksud dari ghibah, Beliau SAW menjelelaskan : “Engkau menceritakan apa yang dibenci oleh saudaramu.” Lalu Rasulullah SAW ditanya lagi,  bagaimana pendapatmu jika hal yang diceritakan itu adalah sesuatu yang benar, maka Beliau menjawab : “Jika apa yang engkau katakan itu benar berarti engkau sungguh mengghibahnya, akan tetapi jika yang engkau katakan itu tidak ada padanya maka sungguh engkau telah memfithnahnya.” (HR. Muslim). Para pelaku ghibah, mereka bagaikan lalat yang senantiasa menjauhkan dirinya dari tempat yang baik dan bersih, kemudian silalat tadi  justru memilih tempat yang kotor dan menjijikan. Inilah perumpamaan seburuk-buruk jiwa, hatinya telah sakit dan kosong akalnya karena telah dikuasai oleh setan. Mereka hanya pandai melihat saudaranya kecuali penyakit yang ada padanya (kekurangannya), hanya pandai mencari, menyebut cacat dan mencelanya tanpa pernah mau mengingat sekian banyak kebaikan-kebaikan yang telah diterima dari saudaranya. Perhatikan firman Allah SWT : “Dan jangalah kamu saling menceritakan kejelekan (ghibah) sebahagian diantara kamu atas sebahagian yang lain, sukakah jika slah seorang diantara kamu memakan daging yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (Al Hujurat : 12). Perhatika juga sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya Iblis telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang shaleh, tetapi ia tetap berusah mengadu domba (menimbulkan permusuhan) diantara mereka.”. (HR. Bukhari).
Termasuk juga bahaya ulah lidah yang lain adalah suka menghina, mencela dan mengolok-olok oranng lain. Hal ini sangatlah dilarang didalam ajaran Islam, karena belum tentu orang yang suka menghina lebih baik daripada yang dihina, (Al Hujurat : 11). Orang-orang yang suka menghina orang lain berarti telah menghian dirinya sendiri, karena yang demikian itu akan dapat menjatuhkan martabat dan kehormatan seseorang. “Walaa talmizuu anfusakum : dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri.” Maksudnya ialah mencela antara antara sesama muslim karena orang-orang mukmin seperti satu tubuh. Oleh karena itu janganlah kita berlaku sinis ataupun suka menghina kepada siapapun, dan jika kita mendapati cela, aib, kesalahan atu perbuatan kurang baik dari orang lain maka nasehatilah dan berilah solusi dengan penuh kebijaksanaan dan dengan penuh rasa kasih sayang.
Oleh karena akibat yang ditimbulkan oleh ulah lidah itu sangatlah fatal, maka sekali lagi renung dan fikirkan sreta pelihara lidah kita dalam segala pergerakannya. Berusahalah deng penuh kesungguhan, jangan sampai karena ulah lidah sampai menjebloskan diri kita kejurang kehinaan dan kesengsaraan neraka jahanam. Allah SWT menciptakan lidah yang disertai dengan berbagai kenikmatan yang tak mungkin kita dapat menghitungnya agar supaya digerakan dan digunakan sebagaimana fungsinya : untuk memberi petunjuk dan menuntun orang lain kearah yang baik dan benar, yakni tuntunan yang diridhai Allah SWT serta untuk melahirkan sesuatu yang ada didalam batin kita, mestinya sesuai dengan yang duridhaiNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman